Arti Sahabat

Diposting oleh Download gratis Sabtu, 26 Juni 2010 0 komentar

Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang bisa diajak cerita tentang masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuhpun sahabat ada disamping kita untuk menemani kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sabat sejati itu memang bener-bener sangat sulit.

Teman adalah seseorang yang kita kenal dan seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai. Mencari teman itu mudah bahkan sangat mudah, kita cuma menemui orang yang tidak kita kenal, lalu mengajaknya kenalan, ketika sudah kenal maka ia sudah bisa kita anggap sebagai teman.

Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih senang dari kita. Yap, rasanya nggak terlalau berlebihan kalau keberadaan seorang sahabat emang sangat istimewa, Ia menjadi zat penting yang memberi warna dalam kehidupan kita. So, punya sahabat bukan lagi sebuah keharusan melainkan kebutuhan, pasti anda setuju bukan? Nah buat kamu yang sampai detik ini belum menemukan seseorang yang cocok intuk menjadikan sahabat, coba deh lebih keras lagi berusaha mencarinya. Punya sahabat itu ga ada ruginya, malah akan lebih banyak rezeki he…, sebab sekali lagi sahabat membuat hari-hari anda akan lebih hidup dan bermakna. Ga percaya, kalo gitu coba deh baca point-point berikut, dijamin kamu akan termotivasi untuk mencari sebanyak-banyaknya. Itu pun kalau kamu bisa menyimaknya bukan sekadang baca doang.

Sahabat itu teman curhat, ngga ada istialh stress ketika dirundung masalah, seberat apapun masalah itu kalau kita punya sahabat. Dalam hal ini sahabat bisa menjadi tempat berbagi cerita, teman curhat, yang nyaman. Kita bisa ngungkapin semua perasaan kita selain kepada keluarga (kalau jauh dari keluarga) atau pacar (sebaiknya jangan) yaitu kepada sahabat kita. Sahabat itu adalah dewa penolong. Butuh bantuan, butuh pertolongan kenapa engga lari ke sahabat. Siapa tau dia bisa bantu, bisa kasih solusi, atau paling tidak sekedar opini. Tapi bukan berarti setiap masalah harus lari ke sahabat, yang paling baik dan utama adalah dengan menyelesaikannya dengan sendiri, baru ke keluarga terus orang terdekat yaitu sahabat dan tidak lupa minta kepada yang di atas. Belajar mandiri ceritanya.

Sahabat itu orang yang yambung diajak ngobrol, enak diajak diskusi, teman berbincang yang menyenangkan dan semua itu akan tercapai manakala kamu bisa saling mengenal kepribadiannnya masing-masing (takut orangnya suka ngomongin rahasia orang, gawat men…), Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti kita, dengan keterbukaan tangannya bisa menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita.

Sahabat itu cermin bagi diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit, maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya seperti tubuh kita yang sakit tadi.

Kalau begitu, siapa sahabat kamu?

Asma Dapat Turunkan Prestasi Belajar

Diposting oleh Download gratis Kamis, 03 Juni 2010 0 komentar

Asma yang tidak terkontrol pada anak dapat menurunkan prestasi belajar di sekolah. Pemahaman orangtua dan guru akan sangat membantu anak menghadapi penyakit itu.

Demikian terungkap dalam seminar bertajuk ”Peran Guru dalam Pengendalian Asma pada Anak di Sekolah” yang diselenggarakan Yayasan Penyantun Anak Asma Indonesia ”Suddhaprana” dan Pusat Asma Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis (3/6).

Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Bambang Supriyatno mengatakan, satu dari enam anak SD menderita asma. Angka kejadian asma sekolah dasar (6–12) secara nasional 10 persen, sedangkan di Jakarta angka kejadian lebih tinggi, yakni 16 persen. Prevalensi asma di Indonesia 2–5 persen penduduk segala usia. Jumlah anak yang menderita asma diperkirakan terus bertambah seiring dengan perburukan lingkungan, seperti bertambah buruknya polusi udara.

Serangan asma lebih berat pada malam dan dini hari. Jika serangan berat biasanya anak batuk dan sesak, terutama saat mengeluarkan napas. Anak sulit atau, bahkan, tidak bisa tidur. Akibatnya, pada pagi dan siang hari anak mengantuk, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi di sekolah. ”Kalau asma tidak dikendalikan dan sering terjadi serangan, prestasi belajar anak merosot,” ujarnya.

Serangan asma pada anak dapat tercetus oleh faktor lingkungan rumah (debu, asap rokok, kapuk, bulu binatang), makanan (es, permen, makanan kecil gurih mengandung vetsin, cokelat, kacang tanah, dan gorengan), serta faktor lain, seperti infeksi saluran napas akut, aktivitas fisik berlebihan, kelelahan, dan perubahan cuaca.

Dia mengatakan, guru di sekolah diharapkan mengenali anak-anak yang menderita asma di sekolah sehingga dapat menghilangkan faktor pencetus sedapat mungkin, menyediakan pertolongan pertama, dan tidak mengucilkan anak. ”Anak dengan asma dapat berprestasi dan beraktivitas fisik sepanjang asmanya terkontrol,” ujarnya.

Dokter spesialis anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Darmawan B Setyanto, mengatakan, anak kerap tidak terdiagnosis asmanya. Diagnosis kadang meleset menjadi tuberkulosis atau radang paru. Apalagi, asma pada anak tidak selalu dengan gejala sesak dan napas berbunyi ngik-ngik (mengi). Sering kali gejala yang menonjol hanya batuk. Namun, batuk pada asma membandel. (INE)

Perlunya Alternatif Liburan Cerdas

Diposting oleh Download gratis 0 komentar

Liburan sekolah sering dimanfaatkan oleh para orang tua untuk berlibur bersama keluarga. Beragam tawaran wisata ke tempat-tempat menarik, mulai dari yang diklaim sebagai "Paket Murah" sampai penawaran dengan janji-janji "Memberikan Pelayanan yang Memuaskan" hadir memenuhi setiap acara pameran wisata. Lantas, bagaimana memilih ataupun mengisi liburan yang tepat untuk keluarga, terutama anak-anak yang bersiap libur sekolah?

Liburan cerdas tentu harus cerdas dalam perencanaan, cerdas dalam menentukan anggaran dan juga cerdas dalam mengimplementasikannya. Intinya, liburan memberikan manfaat yang baik, bagi anak maupun orang tua itu sendiri. Bahkan, liburan cerdas diharapkan bisa meningkatkan quality time antara orang tua dan anak.

Liburan cerdas tidak berbicara mengenai murah atau mahal, tetapi menitikberatkan kepada kepuasan dan manfaat. Karena, ukuran murah dan mahal bagi orang adalah relatif. Dan, dengan liburan yang terencana, pengeluaran untuk liburan bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi over budget.

Sebenarnya, mengisi liburan juga tidak harus dengan berwisata. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan orang tua untuk mengisi liburan, meskipun tanpa harus meninggalkan rumah.

Namun, tak ada salahnya pula jika membawa anak-anak kita keluar untuk benar-benar menikmati liburannya. Tentunya, memberikan suasana baru setelah menghadapi berbagai macam kegiatan formal akan berguna bagi perkembangan sia anak.

Alternatif Liburan cerdas

Salah satu alternatif liburan cerdas adalah dengan mengunjungi museum, tempat bersejarah, taman nasional ataupun cagar alam. Tempat-tempat tersebut menjadi pilihan "cerdas" karena cenderung lebih mudah dilakukan, tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, ataupun melakukan reservasi terlebih dahulu.

Lokasinya pun tidak sulit untuk dijangkau, karena biasanya berada di dalam kota. Bahkan, beberapa tempat tersebut biasanya bisa dikunjungi dengan kendaraan umum.

Bagi yang tinggal di Jakarta, Anda bisa memanfaatkan angkutan umum Transjakarta yang cukup nyaman untuk berkeliling. Selain murah, banyak tempat wisata yang mengandung nilai sejarah yang dilewati oleh bus ini. Bahkan, di shuttle busway ada peta-peta yang membuat Anda tidak perlu bingung harus berhenti di mana saja.

Alternatif liburan cerdas lainnya adalah membawa anak melakukan kegiatan di alam bebas dan menikmati petualangannya. Membiarkan anak bersatu dengan alam akan menghadirkan pengalaman tersendiri untuk anak.

Di alam, anak akan belajar langsung dari segala isi alam yang dilihatnya dan disentuhnya. Pengalaman ini akan meningkatkan kemampuan anak dalam hal kemandirian, survival, adaptasi, serta berempati terhadap lingkungan sekitar.

50.000 Anak Belum Mendapat Pendidikan

Diposting oleh Download gratis 0 komentar

Dari sekitar 63.000 anak penyandang cacat atau difabel di Jawa Barat, baru 15.650 anak yang telah menikmati pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sisanya, hampir 50.000 anak masih belum tersentuh pendidikan dan belum memiliki keterampilan penunjang hidup.
Jumlah anak-anak cacat yang belum pernah bersekolah masih banyak. Salah satu penyebabnya keterbatasan sekolah dan tenaga pendidik.
-- Lia Embarsari

Kepala Seksi Promosi dan Kompetensi Siswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) Dinas Pendidikan Jawa Barat Lia Embasari mengatakan, hasil survei di 15 dari 26 kabupaten/kota di Jabar, tahun 2008, jumlah anak-anak penyandang cacat mencapai 63.000 orang.

Namun, pada tahun yang sama, baru 12.350 anak yang sudah mengenyam pendidikan. Dua tahun kemudian, pada 2010, anak yang telah memperoleh pendidikan dan keterampilan jumlahnya bertambah menjadi 15.650 anak.

”Tapi, jumlah anak-anak cacat yang masih belum pernah bersekolah masih banyak lagi. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan sekolah dan tenaga pendidik,” ujar Lia, Rabu (2/6/2010) di sela-sela pembukaan lomba kreativitas hasil belajar, seni, dan olahraga siswa pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus se-Jawa Barat di Cirebon.

Sarana dan guru terbatas

Untuk menangani sebanyak 15.650 siswa hanya tersedia 1.875 guru pegawai negeri sipil (PNS) dan 1.200 guru swasta. Demikian pula tempat belajar yang tersedia hanya 304 unit yang tersebar di 26 kabupaten/kota.

Bahkan, ada tujuh kabupaten/kota yang belum memiliki sekolah luar biasa (SLB) negeri untuk anak-anak difabel di wilayahnya. Kebutuhan idealnya adalah 500 unit sekolah dengan fasilitas belajar yang memenuhi syarat, seperti sarana berlatih musik, kerajinan, dan olahraga.

Penyebab lainnya adalah faktor budaya dan rasa malu orangtua dari anak-anak difabel. Hal ini yang menghambat anak difabel tak berkembang dan tak mendapatkan pendidikan yang layak.

Masih banyak orangtua yang memilih menyembunyikan anaknya yang cacat daripada menyekolahkannya. Mereka masih dianggap aib keluarga.

Sebagian besar anak penyandang difabel di Jabar berasal dari keluarga tidak mampu. Karena itu, anak penyandang difabel tidak diprioritaskan untuk mengenyam pendidikan.

Untuk mengatasi sedikitnya jumlah penyandang difabel yang belum mengecam pendidikan, Pemerintah Provinsi Jabar hingga saat ini menyediakan bantuan untuk siswa difabel senilai Rp 800.000 bagi 8.000 anak-anak berkebutuhan khusus.

Rencananya, kata Pardomuan Pakpahan, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Jabar, bantuan pada tahun 2011 akan diperbanyak untuk 16.000 anak difabel. Nilai bantuan per anak juga akan diperbesar menjadi Rp 1,5 juta. (THT)

Sekolah Dilarang Jual Kain Seragam!

Diposting oleh Download gratis 0 komentar

Selama penerimaan siswa baru, sekolah dilarang menjual kain seragam kepada siswa. Pengadaan seragam diserahkan sepenuhnya kepada orangtua siswa. Pelarangan tersebut bertujuan untuk menghindari praktek-praktek penyimpangan pengadaan seragam sekolah.

Kepala Bidang Bina Program Dinas Pendidikan Menengah dan Non-Formal Kabupaten Bantul, Esti Wijaya, Kamis (3/6/10) mengatakan, pemerintah daerah hanya mengatur bahwa setiap siswa harus mengenakan seragam. Namun pengadaannya tidak diserahkan ke sekolah.


"Silakan para orangtua membeli seragam sendiri. Kalau masih ada seragam lungsuran dari saudara juga bisa dipakai. Prinsipnya harus berseragam, tetapi tidak harus baru," katanya.


Selain menghindari praktek-praktek penyimpangan, pelarangan tersebut juga membantu meringankan beban orangtua.


"Mereka bisa membeli kain sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kalau sekolah yang menjual berarti biasanya akan dipaksakan untuk seluruh siswa. Padahal harga kainnya belum tentu murah," katanya.